Dinamika Kelompok

Studi ilmiah tentang kelompok dan proses-proses kelompok (Kurt Lewin)

Kohesivitas dan Konformitas

KOHESIVITAS

Menurut Festinger, Schachter, and Back (1950) kohesivitas adalah kekuatan sosial yang mampu menyatukan, dan mengikat individu untuk tetap berada didalam kelompok. Menurut Myers (2010) kohesivitas merupakan perasaan ”we feeling”. Jadi dapat disimpulkan bahwa kohesivitas merupakan daya tarik yang dimiliki oleh kelompok untuk menyatukan antar anggotanya. Suatu kelompok mempunyai daya tarik karena tujuan kelompok dan tujuan anggota sama dan ditentukan secara jelas, kelompok memiliki pemimpin yang berkharisma, reputasi kelompok yang menunjukkan kelompok dapatmenyelesaikan tugas dengan baik, kelompok itu cukup kecil yang memungkinkan para anggotanya berinteraksi, anggota kelompok saling mendukung dan membantu dalam mengatasi rintangan dan hambatan bagi perkembangan maupun kemajuan pribadi. Selain itu ada faktor yang pembentuk kohesivitas yaitu sense of belonging (rasa kepemilikan), team work (kerjasama), attraction (atraksi), status.

Faktor yang meningkatkan Faktor yang menurunkan
  • kesepakatan tujuan kelompok
  • frekuensi interaksi
  • ketertarikan personal
  • persaingan (kompetisi) dalam kelompok (intergroup)
  • evaluasi yang baik
  • ketidaksepakatan terhadap tujuan kelompok
  • jumlah anggota kelompok yang n kelompok banyak
  • adanya pengalaman yang tidak menyenangkan dengan kelompok tersebut
  • persaingan (kompetisi) dengan kelompok lain (intragroup)
  • adanya dominasi oleh satu orang atau lebih

Contoh konformitas dalam kehidupan sehari-hari ketika orang lain mempunyai barang baru dan kita dekat dengan orang tersebut maka secara tidak langsung kita juga akan mengikuti hal tersebut.

KONFORMITAS

David & Frank (2003) menyatakan bahwa konformitas merupakan perubahan perilaku sebagai akibat dari pengaruh kelompok. Myers (2008) menjelaskan jika suatu bentuk perubahan perilaku atau kepercayaan hasil dari tekanan kelompok merupakan konformitas. Menurut Asch (1951) konformitas merupakan perubahan tingkah laku atau keyakinan sebagai hasil dari tekanan dalam kelompok yang terasa nyata ataupun dalam bayangan.

Faktor pembentuk konformitas antara lain individu secara internal memilih untuk mengikuti maunya kelompok, acuh pada topik, kelompok atau pemimpin dianggap lebih tahu, karena ada yang dianggap ahli atau pakar. Faktor lain yaitu informational influence, normatif, self categorization, keinginan untuk disukai, rasa takut akan penolakan, keinginan untuk merasa benar. Selain itu, konformitas dapat meningkat ketika muncul tekanan dari kelompok, keraguan diri tinggi, adanya norma ekstrim, anggota kurang mendapatkan informasi, percaya pada kelompok, takut celaan sosial, takut dianggap menyimpang.

Contoh dalam kehidupan sehari-hari ketika dalam sebuah kelompok ada seorang yang memakai BB dan dalam sebuah kelompok itu besar dan anggotanya banyak maka anggota yang lain akan cenderung untuk memakai BB

Leave a comment